ADA dua (jenis) Indonesia.  Begitu kata budayawan Jacob Sumardjo dalam sebuah acara diskusi Teater  Membaca Tradisi yang diselenggarakan di lobi Graha Bakti Budaya, Taman  Ismail Marzuki, beberapa waktu lalu.  Dua Indonesia itu adalah yang urban dan yang lokal. Mereka yang urban  berkembang di kota-kota modern, berbahasa kesatuan Indonesia, hidup dari  makan gaji, berpola pikir global modern, berpendidikan Barat.  Sementara mereka yang lokal hidup di luar kota atau perdesaan, berbahasa  lokal, hidup dari produksi pertanian atau peramu, berpola pikir  kesukuan dan penduduknya homogen. “Perbedaan antara yang urban dan lokal  itu menghasilkan perbedaan pemikiran dalam memaknai suatu produk  kebudayaan. Produk kebudayaan tua berasal dari mereka yang lokal  sementara kebudayaan baru lahir dari mereka yang urban,” kata Jacob.