Langsung ke konten utama

LP Ma’arif NU DIY Mengadakan Workshop



LP Ma’arif NU DIY Mengadakan Workshop
Yogyakarta. Pendidikan adalah tulang punggung kemajuan bangsa. Sekarang, kemajuan teknologi sangat pesat. Kemajuan teknologi ini dapat mendukung ntuk kemajuan pendidikan suatu bangsa. Tapi hal itu harus ditopang dengan fasilitas dan Sumber Daya Manusia yang memadai. 

Salah satunya dengan memberikan pelatihan bagi guru-guru. Hal itulah yang dilakukan oleh Lemaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta (LP. Ma’arif NU DIY) pada hari sabtu (07/12) pagi hari. 

Kegiatan itu terlaksana atas kerjasama dengan Kemendiknas RI. Workshop kali ini mengambil tema “Pembelajaran Berbasis TIK Bagi Guru-Guru SMA Dan SMK Ma’arif DIY” ini diadakan di lantai 2 gedung PWNU DIY, JL. MT. Haryono.

Workshop ini ditujukan untuk para kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Namun, antusias untuk mengikuti worshop sehingga peserta yang hadir juga dari kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

Peserta juta tidak terbatas hanya dari guru Maarif melainkan juga dari sekolah negeri maupun swasta se-DIY. Jumlah peserta yang mengikuti workshop itu sekitar seratus orang lebih. 

Para peserta mendapat pengarahan langsung dari bapak Ainun Na’im, Selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikbud, terkait tentang program-program strategis yang harus dilaksanakan. “Terdapat program strategis yang perlu dilakukan oleh para sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita,” papar Sekjen Kemendikbud.

Bapak Ainun Na’im mengatakan bahwa ada empat program strategis yang perlu dilakukan dalam pengembangan pendidikan ke depan. Pertama, tentang bantuan siswa miskin dengan menunjukkan keterangan dari kelurahan setempat. 

Kedua, penerapan kurikulum 2013 secara efektif di seluruh sekolah. Ketiga, memperlua proporsi sekolah (SMA/SMK) dengan pendidikan menengah universal. Keempat, menargetikan setiap kabupaten minimal memiliki satu akademi komunitas.

Setelah menyampaikan beberapa penjelasan tentang kurikulum 2013 dan target pencapaian pendidikan tahun 2020, beliau pun membuka kegiatan workshop di dampingi oleh ketua LP. Ma’arif DIY. Acara berlangsung sampai pukul empat petang dengan menghadirkan tiga pembicara. 

Salah satu materi yang diberikan adalah membuat server lokal dan website sekolah. Website itu terhubung langsung dengan website kemendikbud. Sebelumnya, para peserta diberikan file program pembuat server lokal. Walaupun ada beberapa peserta yang kesulitan untuk mengaplikasikannya, tapi workhsop ini berjalan dengan lancar hingga akhir. 

Sekjen Kemendikbud Apresiasi Majalah Bangkit
Saat ditemui Bangkit seelah membuka kegiatan workshop, Sekjen Kemendiknas mengapresiasi terbitnya Majalah Bangkit PWNU DIY. “Daya baca masyarakat kita masih rendah sehingga dipelukan media yang menyediakan bacaan-bacaan yang produktif. Agar memberikan pendidikan kepada masyarakat, salah satunya dengan majalah bangkit ini. Majalah bangkit dapa menjadi media pendidikan untuk masyarakat,” ajak Sekjen Kemendikbud. (Suhendra)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mbah Salman, Mursyid Bersahaja nan Kharismatik Wafat

Duka masih menggelayuti lingkungan Pesantren Al-Manshur Popongan Tegalgondo Wonosari Klaten. Pengasuh pesantren tersebut, KH M Salman Dahlawi wafat, Selasa (27/8) pukul 17.45 WIB, dalam usia 78 tahun. Kepergiannya membawa duka yang mendalam bagi banyak pihak, khususnya bagi kalangan Jam’iyyah Thariqah Mbah Salman, begitu dia biasa dipanggil oleh para santrinya, merupakan mursyid Thariqah Naqsabandiyyah-Khalidiyyah. Saat ini, dia juga tercatat menjadi anggota Majelis Ifta’ (Majelis Fatwa) di Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN). Selama hidup beliau juga pernah menjabat sebagai Mustasyar di Nahdlatul Ulama (NU).

Ajengan Nuh Karang Kitab Sunda

Sumber: http://www.nu.or.id Ajengan Nuh Karang Kitab Sunda Dari tangan Ajengan KH Muhammad Nuh Ad-Dawami Garut, Jawa Barat, mengalir puluhan karya tulis. Umumnya menggunakan bahasa Sunda, tapi ada juga yang berbahasa Arab dan Indonesia.  Penggunaan abjadnya ada yang berhuruf Latin, umumnya Arab Pegon. Sementara bentuk penulisannya, ada yang naratif, juga nadzom. Secara umum, karya-karya itu bernuansa tasawuf dan tauhid, di samping beberapa kitab fiqih.  Menurut puteri ketiga Ajengan Nuh, Ai Sadidah, ada sekitar 50 buah. “Setiap bulan puasa, pasti melahirkan karya tulis. Dan kitab itulah yang akan dikaji selama sebulan,” katanya di kediaman Ajengan Nuh, Garut, Senin (11/2) lalu. Uniknya, karya-karya pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Cisurupan Garut terus itu masih ditulis tangan.

Cara Memandikan Bayi Anda

Cara Memandikan Bayi Anda Wastafel dapur bisa menjadi tempat yang bagus untuk memandikan bayi Anda (dengan keran yang telah ditutup, dan handuk atau busa lembut di bawahnya), atau Anda bisa menggunakan tempat mandi bayi kecil dan terbuat dari plastik, yang ditempatkan di dalam bak rendam ukuran dewasa, untuk membantu Anda lebih mudah untuk memegang bayi