Langsung ke konten utama

Kereta Gantung Ciawi-Puncak

Kereta Gantung Ciawi-Puncak

 
Ciawi - Guna mengatasi kemacetan di sepanjang Jalan Raya Puncak, saat ini mulai mewacana akan dibangunnya rel kereta gantung dari Ciawi sampai Puncak. Wacana ini bahkan sudah menjadi pembahasan di lingkungan Pemkab Bogor dan sejumlah pihak.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Agus Wahyudi membenarkan hal tersebut. “Ya, memang pembangunan kereta gantung atau sky line tersebut sudah menjadi pembahasan kami dengan beberapa pihak,” ungkap Agus akhir Novermber 2011 lalu di Blok Pasir Ipis, Desa Lemahduhur, Kecamatan Caringin.
Jurubicara Bupati Bogor, David Rizar Nugroho menjelaskan bahwa memang sudah ada wacana perlunya dibangun rel kereta gantung di wilayah Puncak. Namun, ia memastikan bahwa salahsatu solusi terbaik mengatasi masalah kemacetan dan kepadatan lalulintas di wilayah itu adalah dengan membangun jalur Puncak 2.
“Fokus pemkab saat ini adalah melakukan percepatan pembangunan jalur Puncak 2 yang hingga kini masih menjadi solusi terbaik untuk mengatasi masalah kepadatan arus lalulintas di wilayah Puncak,” jelas David kepada Jurnal Bogor, Rabu (15/2).

David menambahkan, untuk melakukan percepatan pembangunan jalur Puncak 2 itu, kini bergantung pada political will dari pemerintah pusat, karena jalan itu nantinya akan menjadi jalan nasional. “Saat ini, pemkab sudah berupaya maksimal dengan menyediakan lahan dan membuat DED (Detail Engineering Design). Kini, tergantung political will dari pemerintah untuk melakukan percepatan pembangunan jalur Puncak 2,” tandasnya.
Camat Ciawi, Agus Manjar, Rabu (15/2) mengutarakan hal serupa, bahwa Pemkab Bogor kini sedang melakukan pembahasan mengenai wacana pembangunan kereta gantung. Bahkan, Pemkab akan menggandeng pengusaha terkemuka mengenai rencana tersebut.
“Bukan pembuatan monorel, melainkan akan dibuat rel kereta gantung, mulai dari Ciawi hingga Puncak. Kini, Pemkab sedang melakukan pembahasan secara serius. Nantinya, akan ada pengusaha milik orang terkenal yang akan menangani proyek tersebut,” ungkap Agus.
Terkait hal tersebut, Agus menjelaskan, Ciawi merupakan salahsatu kecamatan yang posisinya sangat strategis. Ciawi menjadi titik pertemuan mobilitas warga dari Jakarta, Cianjur dan Bandung, Puncak, Sukabumi, dan Bogor. Tapi faktanya, kondisi perempatan Ciawi masih kumuh dan semrawut.
Kondisi tersebut menjadi perhatian khusus Camat Ciawi, Agus Manjar. Ia mengemukakan, Ciawi harus menjadi barometer bagi daerah lain dan harus mampu memberikan kontribusi kepada Kabupaten Bogor.
Menurut Agus, ke depannya Ciawi harus menjadi pintu gerbang bagi dunia pariwisata, menjadi sentra produk kerajinan karya masyarakat, dan menjadi daerah yang mampu menyuplai berbagai kebutuhan warga Jabodetabek.
“Ciawi harus menjadi pintu gerbang pariwisata. Langkahnya dengan menata wilayah. Begitu juga, Ciawi ke depannya harus memiliki Pasar Induk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jabodetabek,” tandasnya.

Sumber:
http://www.jurnalbogor.com/?p=206551 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Culinary Tips When Travelling In Bogor

Culinary Tips When Travelling In Bogor Want a culinary tour of Bogor? You can find a variety of delicious food at the Rain City. But remember, there are 5 important things when you are on a culinary tour there. Bogor, West Java, is not only famous Bogor Botanical Gardens or the Museum of Zoology course. For culinary hunters, Bogor is paradise. In every corner of the city, you can find a wide variety of culinary. One culinary destination in Bogor is Suryakencana Road. Its location is strategic, not far from Bogor station and in front of the main door of the Bogor Botanical Gardens. Please hunt pickled Bogor, Bogor soup, spiced corn, beer shake, and various other culinary. But first, there are 5 important things to keep in mind. Here are 5 tips when on a culinary tour Jl Suryakencana, Bogor:

Dema STISNU-Kemenag Tangerang City Prevents Student Radicalism

Dema STISNU-Kemenag Tangerang City Prevents Student Radicalism Wednesday, May 31, 2017 23:21 Tangerang,  NU Online   Preventing radicalism needs to start with the learner.   Therefore, the Student Council (Dema) of Nahdlatul Ulama Islamic High School (STISNU) Tangerang Nusantara took the Ministry of Religious Affairs of Tangerang City to prevent radicalism among students.   This as a form of activity in the month of Ramadan President Dema STISNU Imam Khoiri explains, Ministry of Religious Affairs should take part together Dema STISNU in preventing the danger of radicalism and terrorism.   "We (Dema) and the Ministry of Religious Affairs have agreed to join together to counter radicalism in the name of religion, starting from socialization among students," he said during a visit to the Office of the Ministry of Religious Affairs of Tangerang City on Tuesday (30/5). He added that STISNU and Kemenag had agreed on several points as a manifesto o...