Langsung ke konten utama

Alwi Shihab: NU Islam Inklusif

Yogyakarta, NU Online
Islam tidak melarang umatnya untuk berinteraksi dengan nonmuslim. Dengan syarat mereka tidak mengganggu ibadah dan keamanan kaum muslimin. 

“Perbedaan agama bukan menjadi penghalang dalam perkawanan seseorang,” tutur Alwi Shihab dalam acara Saresehan Nasional Dialog Kebangsaan, Jumat (6/6) pagi, di Pondok Pesantren  Al-Islam Gedong Kiwo, Yogykarta. 

Dengan mengutip perkataan Sayyidina Ali, Alwi Shihab mengatakan  bahwa pemimpin yang kafir tetapi adil itu lebih baik dibanding dengan pemimpin muslim tetapi tidak adil.

“Pembicaraan kali ini adalah ingin mengetahui jati diri sebagai bangsa. Jatidiri kita sebagai bangsa adalah kita harus berpegang teguh pada Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila,” ucap mantan Mentri Luar Negeri era Gus Dur tersebut. 

Alwi menambahkan, perlu ada keharmonisan dan saling hormat menghormati satu dengan yang lain dalam membangun bangsa Indonesia. Allah tidak melarang umat Islam untuk berlaku baik dan adil kepada nonmuslim. Selama mereka tidak memerangi dan mengusir kamu dari negerimu.

Sebab itu, para pemuda dan pemudi NU harus mempertahankan idealisme NU sebaga Islam yang ramah. “Kita perlu menjaga idealisme NU yang sebagai Aswaja yang fleksibel. NU adalah Islam yang inklusif,” pesan Alwi Shihab kepada para peserta. Menurutnya, Islam inklusif adalah jawaban terhadap masalah kebangsaan saat ini. 

Selain Alwi Shihab, dialog yang dihadiri para pelajar dan tokoh muda NU itu menghadirkan Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan. (Suhendra/Mahbib)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mbah Salman, Mursyid Bersahaja nan Kharismatik Wafat

Duka masih menggelayuti lingkungan Pesantren Al-Manshur Popongan Tegalgondo Wonosari Klaten. Pengasuh pesantren tersebut, KH M Salman Dahlawi wafat, Selasa (27/8) pukul 17.45 WIB, dalam usia 78 tahun. Kepergiannya membawa duka yang mendalam bagi banyak pihak, khususnya bagi kalangan Jam’iyyah Thariqah Mbah Salman, begitu dia biasa dipanggil oleh para santrinya, merupakan mursyid Thariqah Naqsabandiyyah-Khalidiyyah. Saat ini, dia juga tercatat menjadi anggota Majelis Ifta’ (Majelis Fatwa) di Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN). Selama hidup beliau juga pernah menjabat sebagai Mustasyar di Nahdlatul Ulama (NU).

Ajengan Nuh Karang Kitab Sunda

Sumber: http://www.nu.or.id Ajengan Nuh Karang Kitab Sunda Dari tangan Ajengan KH Muhammad Nuh Ad-Dawami Garut, Jawa Barat, mengalir puluhan karya tulis. Umumnya menggunakan bahasa Sunda, tapi ada juga yang berbahasa Arab dan Indonesia.  Penggunaan abjadnya ada yang berhuruf Latin, umumnya Arab Pegon. Sementara bentuk penulisannya, ada yang naratif, juga nadzom. Secara umum, karya-karya itu bernuansa tasawuf dan tauhid, di samping beberapa kitab fiqih.  Menurut puteri ketiga Ajengan Nuh, Ai Sadidah, ada sekitar 50 buah. “Setiap bulan puasa, pasti melahirkan karya tulis. Dan kitab itulah yang akan dikaji selama sebulan,” katanya di kediaman Ajengan Nuh, Garut, Senin (11/2) lalu. Uniknya, karya-karya pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Cisurupan Garut terus itu masih ditulis tangan.

Cara Memandikan Bayi Anda

Cara Memandikan Bayi Anda Wastafel dapur bisa menjadi tempat yang bagus untuk memandikan bayi Anda (dengan keran yang telah ditutup, dan handuk atau busa lembut di bawahnya), atau Anda bisa menggunakan tempat mandi bayi kecil dan terbuat dari plastik, yang ditempatkan di dalam bak rendam ukuran dewasa, untuk membantu Anda lebih mudah untuk memegang bayi