Langsung ke konten utama

PWNU DIY Terima Kunjungan Mahasiswi Jerman

Yogyakarta, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) menerima kunjungan dari Universitas Georg August Goettingen Jerman di gedung PWNU DIY, Jl. MT. Haryono No. 40/42 Yogyakarta pada Senin (23/9) sore. 

Rombongan tamu berjumlah 8 orang terdiri dari tujuh mahasiswi dan satu dosen bernama Fritz Schulze. Mereka disambut Wakil Rais Syuriah Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, MA, A’wan PWNU DIY Dr. Fathurrahman, M.S.I dan jajaran PWNU DIY lainnya. 


Dalam kesempatan itu, Sahiron Syamsuddin menjelaskan program-program PWNU dan sikap terhadap organisasi Islam lainnya, seperti Muhammadiyah. “Kami selalu melakukan kerja sama dengan organisasi lainnya dalam masalah sosial. Dalam beberapa aspek NU bergandengan dengan Muhammadiyah,” tegasnya yang juga sebagai Ketua Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga.

Mereka sangat antusias bertanya kepada Sahiron Syamsuddin perihal NU. Mulai struktur organisasi, pelajar-pelajar NU, program-program NU hingga tanggapan NU tentang radikalisme. Salah satu mahasiswi Gottingen, Widya, mengatakan, dengan adanya kunjungan itu dirinya jadi tahu tentang NU dan program-programnya. Dia juga baru tahu kalau NU itu ada di Jerman dan beberapa negara lain.  

“Saya juga baru tahu kalau NU juga ada di Jerman, saya kira hanya di Indonesia,” tutur mahasiswi berdarah Indonesia ini.

Di pihak lain, ketua rombongan Universitas Georg August Goettingen Jerman, Fritz Schulze, mengatakan keberadaan NU di Indonesia sangat penting, terutama dalam melahirkan Islam moderat. 

“Saya kira NU paling penting di indonesia untuk mendirikan perdamaian antara masyarakat dan termasuk agama yang berbeda. Dan NU bisa menjadi benteng dari radikalisme di Indonesia,” harap Guru Besar Filsafat di Goettingen.

Dengan adanya kunjungan ini Wakil Rais Syuriah berharap, ada kerja sama NU dengan Jerman, terutama dalam bidang pendidikan agar anak-anak muda NU bisa belajar di sana. Dan mahasiswa Jerman semakin banyak yang mengenal NU. (Suhendra/Abdullah Alawi)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mbah Salman, Mursyid Bersahaja nan Kharismatik Wafat

Duka masih menggelayuti lingkungan Pesantren Al-Manshur Popongan Tegalgondo Wonosari Klaten. Pengasuh pesantren tersebut, KH M Salman Dahlawi wafat, Selasa (27/8) pukul 17.45 WIB, dalam usia 78 tahun. Kepergiannya membawa duka yang mendalam bagi banyak pihak, khususnya bagi kalangan Jam’iyyah Thariqah Mbah Salman, begitu dia biasa dipanggil oleh para santrinya, merupakan mursyid Thariqah Naqsabandiyyah-Khalidiyyah. Saat ini, dia juga tercatat menjadi anggota Majelis Ifta’ (Majelis Fatwa) di Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN). Selama hidup beliau juga pernah menjabat sebagai Mustasyar di Nahdlatul Ulama (NU).

Ajengan Nuh Karang Kitab Sunda

Sumber: http://www.nu.or.id Ajengan Nuh Karang Kitab Sunda Dari tangan Ajengan KH Muhammad Nuh Ad-Dawami Garut, Jawa Barat, mengalir puluhan karya tulis. Umumnya menggunakan bahasa Sunda, tapi ada juga yang berbahasa Arab dan Indonesia.  Penggunaan abjadnya ada yang berhuruf Latin, umumnya Arab Pegon. Sementara bentuk penulisannya, ada yang naratif, juga nadzom. Secara umum, karya-karya itu bernuansa tasawuf dan tauhid, di samping beberapa kitab fiqih.  Menurut puteri ketiga Ajengan Nuh, Ai Sadidah, ada sekitar 50 buah. “Setiap bulan puasa, pasti melahirkan karya tulis. Dan kitab itulah yang akan dikaji selama sebulan,” katanya di kediaman Ajengan Nuh, Garut, Senin (11/2) lalu. Uniknya, karya-karya pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Cisurupan Garut terus itu masih ditulis tangan.

Cara Memandikan Bayi Anda

Cara Memandikan Bayi Anda Wastafel dapur bisa menjadi tempat yang bagus untuk memandikan bayi Anda (dengan keran yang telah ditutup, dan handuk atau busa lembut di bawahnya), atau Anda bisa menggunakan tempat mandi bayi kecil dan terbuat dari plastik, yang ditempatkan di dalam bak rendam ukuran dewasa, untuk membantu Anda lebih mudah untuk memegang bayi