Langsung ke konten utama

Fatayat NU Buka Cabang di Luar Negeri

Fatayat NU Buka Cabang di Luar Negeri
NGAMPRAH, (PRLM).- Sayap organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) mulai mengepakkan sayapnya hingga ke luar negeri. Cabang Fatayat NU kini sudah berkembang ke Taiwan, Libya, Mesir, dan negara-negara Asia Tenggara.

"Semangat sahabat-sahabat Fatayat NU di luar negeri amat besar terutama di Taiwan yang baru saja dilantik atas bantuan Menakertrans Pak Muhaimin Iskandar," kata Ketua Pimpinan Pusat Fatayat NU, Hj. Ida Fauziah, dalam Rakernas Fatayat NU di BPPK Lembang, Bandung Barat, Kamis (21/2/13).

Pembukaan Rakernas NU dihadiri Menakertrans Muhaimin Iskandar, artis Krisna Mukti, anggota DPRD Jabar Hj. Imas Masitoh, dan ratusan pengurus NU se-Indonesia. "Penekanan program Fatayat NU adalah menjadikan perempuan sebagai SDM yang mencerdaskan keluarga dan masyarakat," ucapnya.

Lebih jauh Hj. Ida mengatakan, Fatayat NU bukan organisasi politik, namun tiap pengurus dan anggota Fatayat harus melek politik. "Apalagi dalam UU Politik mengharuskan 30 persen pengurus maupun calon anggota legislatif dari kalangan perempuan," katanya.(A-71/A-108)***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ajengan Nuh Karang Kitab Sunda

Sumber: http://www.nu.or.id Ajengan Nuh Karang Kitab Sunda Dari tangan Ajengan KH Muhammad Nuh Ad-Dawami Garut, Jawa Barat, mengalir puluhan karya tulis. Umumnya menggunakan bahasa Sunda, tapi ada juga yang berbahasa Arab dan Indonesia.  Penggunaan abjadnya ada yang berhuruf Latin, umumnya Arab Pegon. Sementara bentuk penulisannya, ada yang naratif, juga nadzom. Secara umum, karya-karya itu bernuansa tasawuf dan tauhid, di samping beberapa kitab fiqih.  Menurut puteri ketiga Ajengan Nuh, Ai Sadidah, ada sekitar 50 buah. “Setiap bulan puasa, pasti melahirkan karya tulis. Dan kitab itulah yang akan dikaji selama sebulan,” katanya di kediaman Ajengan Nuh, Garut, Senin (11/2) lalu. Uniknya, karya-karya pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Cisurupan Garut terus itu masih ditulis tangan.

Mbah Salman, Mursyid Bersahaja nan Kharismatik Wafat

Duka masih menggelayuti lingkungan Pesantren Al-Manshur Popongan Tegalgondo Wonosari Klaten. Pengasuh pesantren tersebut, KH M Salman Dahlawi wafat, Selasa (27/8) pukul 17.45 WIB, dalam usia 78 tahun. Kepergiannya membawa duka yang mendalam bagi banyak pihak, khususnya bagi kalangan Jam’iyyah Thariqah Mbah Salman, begitu dia biasa dipanggil oleh para santrinya, merupakan mursyid Thariqah Naqsabandiyyah-Khalidiyyah. Saat ini, dia juga tercatat menjadi anggota Majelis Ifta’ (Majelis Fatwa) di Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN). Selama hidup beliau juga pernah menjabat sebagai Mustasyar di Nahdlatul Ulama (NU).