Yogyakarta, NU Online
Dalam Islam ada ajaran bahwa kearifan-kearifan itu tidak hanya di Mekkah dan Madinah. Hikmah juga terdapat di mana-mana.
Hikmah adalah sesuatu yang dicari-cari oleh seorang muslim, maka di mana pun hikmah itu didapatkan, maka muslim itulah yang berhak mengambil hikmah itu. Maka kearifan ada di Jawa, Kalimantan, Sumatera, China, Amerika, Eropa, dan tempat lain.
Demikian yang dijelaskan KH. A. Malik Madany, Katib Aam PBNU dalam acara Mujahadah dan Semaan al-Quran dalam rangka Tasyakuran Ulang Tahun Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang ke-266 di Pagelaran Kraton Ngayogyokarto, Selasa (9/4).
Memberikan pengajian di hadapan para anggota keluarga kraton, abdi ndalem, dan masyarakat Yogya ini, Kiai Malik juga menegaskan bahwa nilai-nilai budaya Jawa yang penuh hikmah selama ini berdampingan secara damai dan selaras dengan nilai-nilai dalam ajaran Islam. Makanya, Islam masuk ke Nusantara dengan jalan damai, bukan konfrontasi.
“Islam masuk ke Nusantara tidak dengan konfrontasi, tidak dengan kekerasan. Hal itu dapat kita lihat dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrt. Namanya nilai-nilai budaya Jawa bisa berdampingan secara damai dengan nilai-nilai ajaran Islam,” lanjutnya.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Suhendra-Rokhim
Dalam Islam ada ajaran bahwa kearifan-kearifan itu tidak hanya di Mekkah dan Madinah. Hikmah juga terdapat di mana-mana.
Hikmah adalah sesuatu yang dicari-cari oleh seorang muslim, maka di mana pun hikmah itu didapatkan, maka muslim itulah yang berhak mengambil hikmah itu. Maka kearifan ada di Jawa, Kalimantan, Sumatera, China, Amerika, Eropa, dan tempat lain.
Demikian yang dijelaskan KH. A. Malik Madany, Katib Aam PBNU dalam acara Mujahadah dan Semaan al-Quran dalam rangka Tasyakuran Ulang Tahun Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang ke-266 di Pagelaran Kraton Ngayogyokarto, Selasa (9/4).
Memberikan pengajian di hadapan para anggota keluarga kraton, abdi ndalem, dan masyarakat Yogya ini, Kiai Malik juga menegaskan bahwa nilai-nilai budaya Jawa yang penuh hikmah selama ini berdampingan secara damai dan selaras dengan nilai-nilai dalam ajaran Islam. Makanya, Islam masuk ke Nusantara dengan jalan damai, bukan konfrontasi.
“Islam masuk ke Nusantara tidak dengan konfrontasi, tidak dengan kekerasan. Hal itu dapat kita lihat dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrt. Namanya nilai-nilai budaya Jawa bisa berdampingan secara damai dengan nilai-nilai ajaran Islam,” lanjutnya.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Suhendra-Rokhim
Komentar
Posting Komentar